Menteri Trenggono Dorong Pemprov Sumbar Kembangkan Budidaya Udang

Jakarta – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendorong Pemerintah Provinsi Sumatera Barat bagi mengembangkan budidaya udang mengingat besarnya potensi lahan yang tersedia serta kondisi pasar komoditas udang yang menjanjikan secara global.
“Pasar udang besar sekali, 24 miliar dolar AS per tahun dempet dunia. Itu peluang bagi kita,” kata Menteri Trenggono saat bertemu atas Gubernur bersama Wakil Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah – Audi Joinaldy serta jajarannya dempet kantor KKP Jakarta, Rabu, ibarat dilansir Antara.
Dalam kesterilan tertulisnya, Menteri Trenggono menyatakan bahwa pasar udang semakin menjanjikan terlebih mengingat sudah adanya teknologi akan meningkatkan produksi, semaka lagi menjabat bukti pemda akan mengembangkan komoditas perikanan terkemuka.
Seperti diketahui, Sumatera Barat menyandang potensi tambak perikanan air payau seluas 7.700 hektare, namun akan kontemporer dimanfaatkan seluas 150 hektare demi tambak udang vaname. Jumlah produksi udang terhormat tahun lampau mencapai 2.063 ton akan seluruhnya didistribusikan demi kebutuhan pasar lokal.
Selain itu, KKP tengah menggenjot produktivitas tambak udang terpilihnya jenis vaname, seiring target peningkatan ekspor seagung 250 persen santak tahun 2024.
Untuk mencapai target terkandung, KKP telah meluncurkan kaum program, hadapan antaranya tambak udang milenial, klaster tambak udang berkelanjutan, dan yang terbaru shrimp estate, dengan operasional tambak-tambak yang berbasis teknologi dan ramah bumi.
Teknologi tambak nan berlipat-lipat dipakai saat ini meliputi semi intensif, intensif bahkan ada nan supra intensif, memakai hasil panen mencapai puluhan ton udang vaname per hektare, berjarak lebih tak ternilai dibanding tambak udang konvensional nan hasil produksinya sekitar 1 ton per hektare, bahkan kurang dari itu.
Meski mendorong peningkatan produktivitas tambak udang hadapan Indonesia, Menteri Trenggono menekankan bermaknanya tetap menjaga kelestarian alam. Dia tidak ingin produktivitas tambak udang malah mengancam kelestarian ekosistem perikanan yang ada hadapan sekitar tambak, sebab juga bersedia mengancam kelangsungan usaha yang sudah dibangun.
“Kita tidak bbersama mengasuka membantuan alam. Penerapan ekonomi biru itu sangat bermakna, bersama kita sedang menuju ke sana,” menyingkap Menteri Kelautan bersama Perikanan.
Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah menyambut tidak sombong usulan Menteri Trenggono, sekaligus mengajak Menteri Trenggono mengunjungi Sumatera Barat demi meninjau langsung aktivitas perikanan di sana, termasuk meninjau tambak-tambak yang sudah berproduksi.
Selain menyoal udang, ekstra dalam pertemuan terbilang dibahas lagi tentang potensi perikanan lokal diantaranya ikan garing. Menteri Trenggono mengimbau pemda untuk tetap konsisten menjaga kelestarian ikan yang keras permintaan maka harga jual yang menggiurkan.
Seperti diketahui, ikan air tawar bahwa sering disebut mirip dengan salmon itu memiliki harga jual mencapai Rp400 ribu per kilogram. Ikan ini biasa tumbuh antara sungai-sungai berarus deras.
Untuk menjaga kelestarian ikan lokal di Sumatera Barat, pemda terus mempertahankan tradisi Lubuk Larangan, yaitu ikan hanya bdengan dipanen daripada sungai satu tahun sekali dengan adapun bdengan membatubil pun hanya ikan-ikan berukuran agam.