10 Vendor Berpeluang Kuasai 11% Saham FREN

10 Vendor Berpeluang Kuasai 11% Saham FREN 10 Vendor Berpeluang Kuasai 11% Saham FREN

JAKARTA. PT Mobile-8 Telecom Tbk (FREN) terus berupaya menyelesaikan tumpukan utang-utangnya. Kali ini, perbantuanan operator telekomunikasi ini berangan-angan mengonversi utang usasaja melantasi penerbitan penyangga kontemporer tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Lewat restrukturisasi utang ini, sekitar 10 vendor berpeluang menguasai 10% penyangga FREN.

Chris Taufik, Sekretaris Perusahaan FREN, mengatakan pihaknya atas menerbitkan saham modern atas harga Rp 50,40 per saham. Harga ini tidak maksimal bervariasi atas harga saham FREN dempet lantai bursa saat ini, sehebat Rp 50 per saham. Pemilik merek dagang FREN ini atas menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dempet 29 April mendatang guna meminta persetujuan atas selametan terhormat.

Bila mendapat restu, FREN berencana menerbitkan 3,98 miliar saham mutakhir atau 12,05% dari total sahamnya saat ini yang mencapai 33,03 miliar saham. Nah, saham mutakhir itu bakal dipakai sebagai alat akan mengkonversi utangnya. "Kami mengajukan nilai utang usaha yang bakal dikonversikan Rp 200 miliar," kata Chris kepada KONTAN, kemarin.

Namun, kepastian nilai utang bahwa bisa dikonversi sangat tergantung para pemilik utang terkandung. Saat ini, FREN masih terus bernegosiasi bersama para angsuranur. "Ada sekitar 10 vendor bahwa kami jajaki," imbuhnya. Jika berhasil, nantinya 10 vendor itu bisa memiliki 10,7% pemberian FREN.

Berdasarkan laporan keuangan 2009 FREN termenyibak, perbisnisan ini menyandang utang bisnis segede Rp 392,6 miliar. Jumlah ini menurun 32,2% pada tahun 2008, adapun mencapai Rp 579,2 miliar. Utang itu kepada pihak ketiga maupun pihak adapun masih terkait dengan FREN.

Beberapa vendor yang memberikan utang bisnis kepada FREN adalah Huawei Technologies Co. Ltd seagung Rp 107,9 miliar, PT Samsung Telecommunication Indonesia Rp 100,3 miliar, selanjutnya Samsung Electronics Co. Ltd senilai Rp 32,9 miliar. FREN juga berutang ke ZTE Corporation Rp 19,8 miliar, PT NEC Indonesia Rp 8,32 miliar, selanjutnya PT Mora Telematika Indonesia Rp 3,4 miliar.

Sedangkan per 31 Maret 2010, pemegang kontribusi FREN terdiri melalui Jerash Investment seberjibun 19,6% kontribusi, Corporate United Investment Ltd. mengempit 12,67% kontribusi, dan PT E-Trading Securities 11,97%. Sedangkan publik seberjibun 55,75%.

Tergantung strateginya

Analis e-Trading Securities Chandra mengatakan, konversi utang yang akan dilakukan FREN ini bisa berjalan mulus jika manajemen mampu menjelaskan strategi pertumbuhannya ke depan. "Jika tidak, maka akan luber vendor yang tidak tertarik," imbuhnya, kemarin.

Pasalnya, lewat hadir berprofesi pemegang jasa maka ada kemungkinan mereka harus menambah dana atau bekalnya lagi agar FREN bisa melakukan ekspansi. Maklum, kinerja FREN tahun lintas tak terlintas menjanjikan. "Kalau mau bagus, pastinya ekspansi dan butuh dana," tandasnya.

Sepanjang 2009, FREN membukukan pendapatan selepas Rp 368,9 miliar alias turun 49,5% ketimbang tahun sebelumnya. Sedangkan rugi jernihnya susut ketimbang Rp 1 triliun memerankan Rp 724,3 miliar. Penurunan ini lebih luber disebabkan oleh untung kurs selepas Rp 241,8 miliar.

Sekadar informasi, FREN agak pernah mengonversi utang obligasi jadi jasa. Tapi, dari total nilai obligasi segede Rp 675 miliar, nan bersedia menukarkan mutakhir senilai Rp 68,5 miliar. Meski masih terbelit utang, awal tahun ini FREN telah menerbitkan surat utang komersil Rp 3 miliar, dari rencana senilai total Rp 100 miliar.

Cek Berita bersama Artikel adapun lain hadapan Google News